Sungguh nekad Ik (29) . Lusika boru Saragih (24), gadis pujaannya,
diculik usai dibius hingga pingsan. Dari Kabanjahe hingga wilayah
Simalungun, puluhan polisi mengejar dokter edan ini. brak!!! Dua orang
terkapar ditabrak sedan sang dokter.
Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP M. Adenan bercerita. Drama pengejaran mirip adegan di film-film action ini bermula dari penculikan Lusi –sapaan akrab Lusika, pada Kamis (9/8) siang lalu sekira pukul 14 :30 WIB. Peristiwa terjadi saat Lusi, bidan berstatus PNS yang tugas di RSU Sultan Sulaiman di Sei Rampah, Serdang Bedagai (Sergai), itu baru turun dari Angkot Prima Jaya, sepulang kerja. Seperti biasa, Lusi turun di simpang Jl. Bhakti Tebing Tinggi. Baru saja melangkah menuju rumahnya di Jl. Abdul Rahim Lubis, Kec. Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi, langkah bidan cantik itu mendadak dipepet sebuah mini bus.
Dua pria yang ke luar dari mini bus itu langsung membekap mulut Lusi dengan sapu tangan yang telah berisi cairan bius. Lusi yang pingsan lalu dimasukkan ke dalam mini bus. Dua penculik itu, DN dan GJ adalah suruhan dr. Manjus. Lusi, yang masih mengenakan seragam dinas, dilarikan ke arah Simpang Dolok Masihol, Sergai.
Di sini, Manjus, dokter Umum berstatus PTT (pegawai tak tetap) di Sindar Raya Simalungun, itu rupanya sudah menunggu. DN dan GJ lalu memindahkan tubuh Lusi yang masih pingsan ke sedan Honda City BK 1139 HP. Ini mobil dr. Manjus. Usai memindahkan tubuh Lusi, atas kesuksesannya menculik Lusi, 2 pria itu masing-masing mendapat bayaran Rp1 juta dari sang dokter.
Oleh dr. Manjus, Lusi yang pingsan selanjutnya dibawa menuju Kabanjahe. Di tengah perjalanan, persis di persimpangan Jalan Kapten Pala Bangun Kota Kabanjahe, Lucia tersadar. Ia, yang lemah dan haus lalu meminta air kepada Manjus. Tapi permintaannya yang berkali-kali itu tak diterge Manjus, kekasih yang cintanya diputus Lusi 3 bulan lalu.
Manjus terus tancap gas. Tak jauh dari Mapolres Tanah Karo di Kabanjahe, Manjus memberhentikan mobilnya. Ia berhenti persis di depan warung. Manjus turun guna membeli sesuatu. Kesempatan itu kontan dimanfaatkan Lusi. Ia ke luar dari mobil setelah berhasil melepaskan ikatan di tangannya. Lusi berhasil menghilang di tengah kegelapan.
Melihat gadis pujaannya kabur, Manjus mendadak kalut. Tapi ia memutuskan tetap menunggu di lokasi itu. Tak sampai sejam, Lusi ternyata kembali. Namun ia tidak seorang diri. Ia didampingi 3 pria bersenjata. Trio ini rupanya personil Jahtanras Polres Tanah Karo. Ternyata, Lusi yang kabur dari mobil langsung mendatangi Mapolres Tanah Karo dan melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Kedatangan 3 polisi itu kontan membuat Manjus terkejut. Ia pun langsung tancap gas. Polisi mengejarnya. Tapi sayang, kendaraan yang digunakan polisi tidak sebanding dengan ukuran CC mobil Manjus. Dokter itu kabur ke arah wilayah Kabupaten Simalungun. Guna menangkap Manjus, pihak Polres Tanah Karo lalu berkoordinasi dengan Polres Simalungun.
Begitulah. Aksi pengejaran bak film Hollywood dimulai. Sejumlah polisi Polres Tanah Karo terus mengejar sedan Manjus yang melaju sangat kencang. Saking kencang, Manjus melanggar seorang pengendara sepeda motor hingga terpental ke luar marka (badan) jalan. Peristiwa ini terjadi di daerah Tiga Panah, Tanah Karo.
Di perbatasan Tanah Karo – Simalungun, 2 mobil polisi menghadang laju sedang Manjus. Tapi Manjus tak peduli. Dia terus merangsek hingga lolos. Tapi 3 mobil polisi terus mengejarnya.
Kini Manjus memasuki wilayah hukum Polres Simalungun. Aksi tabrak Manjus kembali terjadi saat dia melaju di persimpangan Haranggaol. Kali ini sedannya menabrak seorang pejalan kaki. Hingga kemarin, warga nahas itu dilaporkan masih dirawat di sebuah rumah sakit di Seribu Dolok.
Penghadangan dengan sejumlah mobil kembali dilakukan polisi dekat Mapolres Simalungun di Raya. Ini wilayah yang dilewati Manjus. Tapi lagi-lagi Manjus berhasil lolos. Mobilnya merangsek ke arah Pematang Siantar. Saat lolso dari penghadangan dekat Mapolres Simalungun itu, polisi memuntahkan peluru dan mengenai cup, bahkan menembus radiator mobil Manjus. Tapi itu tidak membuat Manjus menyerah. Ia terus melaju kencang.
Penghadangan ketiga kembali digelar di daerah Kecamatan Panei, Simalungun. Kali ini 20 mobil dibariskan menutupi badan jalan guna menghambat laju Manjus yang akan melintasi kawasan itu. Da, begitu mobilnya terlihat: Manjus tetap edan. Dia tetap berusaha menerobos blokade mobil-mobil polisi itu. Tapi kali ini usahanya gagal! Manjus terpojok. Untuk balik arah pun dia tak bisa. Lima mobil polisi telah menghadang di belakangnnya. Bak bandit besar di film-film action, dengan ancaman pistol, polisi pun memaksa sang dokter ke luar dari mobilnya. Manjus ke luar dengan mengangkat kedua tangannya. “Kami akui, si Manjus ini pintar mengendarai mobil,” kata AKP Adenan.
Hingga kemarin, Manjus masih diintrogasi di Mapolres Simalungun. Pantauan POSMETRO, dengan wajah bonyok, dokter muda itu tersuruk di lantai, tak jauh dari lokasi kursi AKP Adenan. Pengakuannya, Lusi akan dilarikannya ke Sidikalang. Di sana, sedianya Manjus akan membawa Lusi pada seseorang. Orang itu, menurut Manjus, bersedia memberkati pernikahan ia dengan Lusi meski tanpa perwakilan orang tua masing-masing pengantin. Ya, Lusi sedianya akan dipaksa kawin.
Itu terpaksa dilakukan Manjus karena tak terima gadis pujaannya itu jatuh pada pria lain. Kabar yang diterima Manjus, usai putus darinya, akhir tahun ini Lusi akan dinikahi seorang pria bermarga Purba. Itu yang membuat Manjus nekat menyuruh orang guna menculik Lusi. DN dan GJ, duo penculik Lusi yang hingga kemarin masih diburu polisi, dikenal Manjus di daerah Simalungun. Manjus mengaku pacaran dengan Lusi selama 3 tahun.
Soal temuan bercak cairan pada pakaian dinas Lusi, Manjus membantah telah memerkosa gadis berkulit putih itu. Pun begitu, dia mengaku sempat menggantikan pakaian Lusi saat pingsan di mobilnya. “Uda aku tak tahu lagi, sakit kali. Tembak aja aku, Pak,” teriak Manjus saat diperiksa. Dari sedan Manjus, polisi juga menemukan barang bukti tali nilon biru dan hijau. Juga HP serta sebotol cairan pembius Lusi. Usai diperiksa di Mapolres Simalungun, Manjus dan sejumlah barang bukti kasus ini lalu diserahkan ke pihak Polres Tanah Karo. Kasubag Humas Polres Karo AKP Sayuti mengaku hingga kemarin malam pihaknya masih memeriksa Manjus.
Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP M. Adenan bercerita. Drama pengejaran mirip adegan di film-film action ini bermula dari penculikan Lusi –sapaan akrab Lusika, pada Kamis (9/8) siang lalu sekira pukul 14 :30 WIB. Peristiwa terjadi saat Lusi, bidan berstatus PNS yang tugas di RSU Sultan Sulaiman di Sei Rampah, Serdang Bedagai (Sergai), itu baru turun dari Angkot Prima Jaya, sepulang kerja. Seperti biasa, Lusi turun di simpang Jl. Bhakti Tebing Tinggi. Baru saja melangkah menuju rumahnya di Jl. Abdul Rahim Lubis, Kec. Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi, langkah bidan cantik itu mendadak dipepet sebuah mini bus.
Dua pria yang ke luar dari mini bus itu langsung membekap mulut Lusi dengan sapu tangan yang telah berisi cairan bius. Lusi yang pingsan lalu dimasukkan ke dalam mini bus. Dua penculik itu, DN dan GJ adalah suruhan dr. Manjus. Lusi, yang masih mengenakan seragam dinas, dilarikan ke arah Simpang Dolok Masihol, Sergai.
Di sini, Manjus, dokter Umum berstatus PTT (pegawai tak tetap) di Sindar Raya Simalungun, itu rupanya sudah menunggu. DN dan GJ lalu memindahkan tubuh Lusi yang masih pingsan ke sedan Honda City BK 1139 HP. Ini mobil dr. Manjus. Usai memindahkan tubuh Lusi, atas kesuksesannya menculik Lusi, 2 pria itu masing-masing mendapat bayaran Rp1 juta dari sang dokter.
Oleh dr. Manjus, Lusi yang pingsan selanjutnya dibawa menuju Kabanjahe. Di tengah perjalanan, persis di persimpangan Jalan Kapten Pala Bangun Kota Kabanjahe, Lucia tersadar. Ia, yang lemah dan haus lalu meminta air kepada Manjus. Tapi permintaannya yang berkali-kali itu tak diterge Manjus, kekasih yang cintanya diputus Lusi 3 bulan lalu.
Manjus terus tancap gas. Tak jauh dari Mapolres Tanah Karo di Kabanjahe, Manjus memberhentikan mobilnya. Ia berhenti persis di depan warung. Manjus turun guna membeli sesuatu. Kesempatan itu kontan dimanfaatkan Lusi. Ia ke luar dari mobil setelah berhasil melepaskan ikatan di tangannya. Lusi berhasil menghilang di tengah kegelapan.
Melihat gadis pujaannya kabur, Manjus mendadak kalut. Tapi ia memutuskan tetap menunggu di lokasi itu. Tak sampai sejam, Lusi ternyata kembali. Namun ia tidak seorang diri. Ia didampingi 3 pria bersenjata. Trio ini rupanya personil Jahtanras Polres Tanah Karo. Ternyata, Lusi yang kabur dari mobil langsung mendatangi Mapolres Tanah Karo dan melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Kedatangan 3 polisi itu kontan membuat Manjus terkejut. Ia pun langsung tancap gas. Polisi mengejarnya. Tapi sayang, kendaraan yang digunakan polisi tidak sebanding dengan ukuran CC mobil Manjus. Dokter itu kabur ke arah wilayah Kabupaten Simalungun. Guna menangkap Manjus, pihak Polres Tanah Karo lalu berkoordinasi dengan Polres Simalungun.
Begitulah. Aksi pengejaran bak film Hollywood dimulai. Sejumlah polisi Polres Tanah Karo terus mengejar sedan Manjus yang melaju sangat kencang. Saking kencang, Manjus melanggar seorang pengendara sepeda motor hingga terpental ke luar marka (badan) jalan. Peristiwa ini terjadi di daerah Tiga Panah, Tanah Karo.
Di perbatasan Tanah Karo – Simalungun, 2 mobil polisi menghadang laju sedang Manjus. Tapi Manjus tak peduli. Dia terus merangsek hingga lolos. Tapi 3 mobil polisi terus mengejarnya.
Kini Manjus memasuki wilayah hukum Polres Simalungun. Aksi tabrak Manjus kembali terjadi saat dia melaju di persimpangan Haranggaol. Kali ini sedannya menabrak seorang pejalan kaki. Hingga kemarin, warga nahas itu dilaporkan masih dirawat di sebuah rumah sakit di Seribu Dolok.
Penghadangan dengan sejumlah mobil kembali dilakukan polisi dekat Mapolres Simalungun di Raya. Ini wilayah yang dilewati Manjus. Tapi lagi-lagi Manjus berhasil lolos. Mobilnya merangsek ke arah Pematang Siantar. Saat lolso dari penghadangan dekat Mapolres Simalungun itu, polisi memuntahkan peluru dan mengenai cup, bahkan menembus radiator mobil Manjus. Tapi itu tidak membuat Manjus menyerah. Ia terus melaju kencang.
Penghadangan ketiga kembali digelar di daerah Kecamatan Panei, Simalungun. Kali ini 20 mobil dibariskan menutupi badan jalan guna menghambat laju Manjus yang akan melintasi kawasan itu. Da, begitu mobilnya terlihat: Manjus tetap edan. Dia tetap berusaha menerobos blokade mobil-mobil polisi itu. Tapi kali ini usahanya gagal! Manjus terpojok. Untuk balik arah pun dia tak bisa. Lima mobil polisi telah menghadang di belakangnnya. Bak bandit besar di film-film action, dengan ancaman pistol, polisi pun memaksa sang dokter ke luar dari mobilnya. Manjus ke luar dengan mengangkat kedua tangannya. “Kami akui, si Manjus ini pintar mengendarai mobil,” kata AKP Adenan.
Hingga kemarin, Manjus masih diintrogasi di Mapolres Simalungun. Pantauan POSMETRO, dengan wajah bonyok, dokter muda itu tersuruk di lantai, tak jauh dari lokasi kursi AKP Adenan. Pengakuannya, Lusi akan dilarikannya ke Sidikalang. Di sana, sedianya Manjus akan membawa Lusi pada seseorang. Orang itu, menurut Manjus, bersedia memberkati pernikahan ia dengan Lusi meski tanpa perwakilan orang tua masing-masing pengantin. Ya, Lusi sedianya akan dipaksa kawin.
Itu terpaksa dilakukan Manjus karena tak terima gadis pujaannya itu jatuh pada pria lain. Kabar yang diterima Manjus, usai putus darinya, akhir tahun ini Lusi akan dinikahi seorang pria bermarga Purba. Itu yang membuat Manjus nekat menyuruh orang guna menculik Lusi. DN dan GJ, duo penculik Lusi yang hingga kemarin masih diburu polisi, dikenal Manjus di daerah Simalungun. Manjus mengaku pacaran dengan Lusi selama 3 tahun.
Soal temuan bercak cairan pada pakaian dinas Lusi, Manjus membantah telah memerkosa gadis berkulit putih itu. Pun begitu, dia mengaku sempat menggantikan pakaian Lusi saat pingsan di mobilnya. “Uda aku tak tahu lagi, sakit kali. Tembak aja aku, Pak,” teriak Manjus saat diperiksa. Dari sedan Manjus, polisi juga menemukan barang bukti tali nilon biru dan hijau. Juga HP serta sebotol cairan pembius Lusi. Usai diperiksa di Mapolres Simalungun, Manjus dan sejumlah barang bukti kasus ini lalu diserahkan ke pihak Polres Tanah Karo. Kasubag Humas Polres Karo AKP Sayuti mengaku hingga kemarin malam pihaknya masih memeriksa Manjus.