Apakah
Fotografi itu??
Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Jadi dapat disimpulkan bahwamemotret adalah melukis dengan cahaya, karna tidak ada cahaya,
berarti tidak ada foto yang bisa di hasilkan
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure)
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
ISO
Apakah ISO itu?? kalau belum tau,
mari kita simak sedikit ulasan di bawah in.
ISO merupakan tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. semakin tinggi settingan ISO kita, maka semakin sensitif pula sensor terhada cahaya.
lihat gambar di bawah.
ISO merupakan tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. semakin tinggi settingan ISO kita, maka semakin sensitif pula sensor terhada cahaya.
lihat gambar di bawah.
Dapat kita garis bawahi bahwasanya semakin tinggi ISO yang kita pakai, semakin
terang pula foto yang kita hasilkan.
Jadi sebelum kita memotret, terlebih dahulu perhatikan ISO nya apakah sesuai dengan keadaan. Misalnya, apabila kita hendak memotret pada pagi hari, biasanya mengunakan ISO 100-400 saja. dan saat malam biasanya menggunakan ISO 3200. Jangan sekali-sekali menggunakan ISO tinggi saat pagi, kecuali dalam keadaan gelap, dan lebih bagusnya lagi kalau ISOnya disesuaikan dengan Shutter Speednya.
Jadi sebelum kita memotret, terlebih dahulu perhatikan ISO nya apakah sesuai dengan keadaan. Misalnya, apabila kita hendak memotret pada pagi hari, biasanya mengunakan ISO 100-400 saja. dan saat malam biasanya menggunakan ISO 3200. Jangan sekali-sekali menggunakan ISO tinggi saat pagi, kecuali dalam keadaan gelap, dan lebih bagusnya lagi kalau ISOnya disesuaikan dengan Shutter Speednya.
Shutter
Speed
Berikut ini sedikit ulasan mengenai shutter speed. Sebelum
kita memotret sana sini, sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui apa-apa saja
menu yang di pakai saat kita memotret menggunakan camera DSLR yang secara
manual.
Shutter speed waktu dimana sensor kita melihat subyek yang akan kita foto. atau lebih jelasnya shutter speed adalah waktu dimana saat kita menekan tombol shutter sampai tombol ini kembali ke posisi semula. lihat gambar di bawah ini, yang dlingkari dengan warna merah itu adalah shutter speed pada camera DSLR.
Shutter speed waktu dimana sensor kita melihat subyek yang akan kita foto. atau lebih jelasnya shutter speed adalah waktu dimana saat kita menekan tombol shutter sampai tombol ini kembali ke posisi semula. lihat gambar di bawah ini, yang dlingkari dengan warna merah itu adalah shutter speed pada camera DSLR.
ada beberapa penggunaan shutter speed, yaitu :
- Setting shutter speed sebesar 125 dalam kamera anda
berarti rentang waktu sebanyak 1/125 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat
dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda
akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
- Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam
kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250,
1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting
1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat;
1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
- Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter
speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting
shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan
tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita
bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image
Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
- Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter
speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita
memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai
lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
- Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter
speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin
cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin
cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang
terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di
angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya
tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode
S/Tv ini.
- Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan
efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja
melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan
anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.
Demikianlah kurang lebihnya pengertian
tentang penggunaan shutter speed?
kalo masih kurang mengerti, silahkan tinggalkan komentar anda...OKEY..!!
kalo masih kurang mengerti, silahkan tinggalkan komentar anda...OKEY..!!