Masyarakat DKI tidak bisa menikmati keindahan pantai dengan gratis di kawasan
Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengembuskan angin
surga untuk membangunkan kawasan pantai yang bisa dinikmati masyarakat
tanpa mengeluarkan biaya.
Ucapan Jokowi tersebut buntut dari penolakan gugatan sejumlah masyarakat yang meminta masuk pantai Ancol gratis."Sudah lah nanti kita buat pantai yang lain. Kita buatin (pantai gratis), tapi lokasinya rahasia dong. Serius ini, masih disiapin," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/2).Jokowi sengaja tak ingin ribut-ribut soal proyek ini. Tujuannya, agar harga lahan yang tengah diproses tetap stabil. Yang jelas, lanjut Jokowi, anggarannya telah disiapkan. "Baru proses pembebasan kok. Enggak usah saya sebutkan. Kita sebutkan nanti nilai tanahnya melonjak. Ga jadi nanti," jelas Jokowi.Jokowi juga masih merahasiakan luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan pantai itu. Pantai gratis ini, lanjut Jokowi, sebagai realisasi atas permintaan rakyat. "Kita itu kalau keluhan masyarakat, masyarakat meminta itu kita mendengar dan pasti kita tindak lanjuti. Itu masalah pantai di Ancol kenapa sih harus sampai gugat menggugat udah lah kita buat sendiri yang lain," ujar Jokowi, memastikan pantai terbaru ini lebih menarik ketimbang Ancol. "Lebih bagus, gratis. Mau mandi silakan, berenang silakan. Serius serius. Yang ini tidak bayar," tegas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/2).
Jokowi menambahkan, proyek ini sudah diajukan ke DPRD dan tengah dalam pembahasan. Dia ingin menjadikan pantai ini sebagai kejutan buat rakyat Jakarta sehingga tidak akan memberi tahu kapan tanah mulai digarap dan selesai. "Pokoknya tahu-tahu jadi," ucap Jokowi sembari tersenyum.
Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki impian konsep pembangunan 12 pulau di Teluk Jakarta. Menurut Ahok, sistem pembangunan pulau yang diyakini bakal mirip dengan Palm Islands di Dubai, Uni Emirat Arab adalah barter dengan pengusaha.Ahok menjelaskan, saat ini kondisi waduk di Jakarta banyak yang kritis. Sementara, untuk membangun sheet pile (dinding pembatas) dan pengerukan di setiap waduk butuh biaya besar. Satu waduk bisa butuh Rp 800 miliar. "Kita dapat duit dari mana kalau satu waduk Rp 800 miliar," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (5/2) kemarin.
Muncul ide untuk memberi tanah kerukan kepada pengusaha yang membutuhkan, asal pengusaha itu bersedia mengeruk dan membuat sheet pile di waduk. "Selama ini PU keruk waduk, keruk sungai bayar. Buang tanah bayar lagi. Makanya dua kali bayar. Harusnya kita bikin sistem dong. Kamu butuh pasir, kamu butuh buat nutup di tempat kamu ya kamu yang keruk dong, kenapa harus saya yang keruk," tegas Ahok.Nah, tanah dari waduk itu digunakan untuk reklamasi pulau. "Kalau dia bikin pulau terus dijual kan dia untung. Kalau dia untung wajar dong kita minta bagi bukan minta uang. Kamu tolong bangunin sheet pile- nya, bikin jogging track, mana pompa yang rusak kalau ada rumah yang disingkirkan, suruh mereka bikin rumah susun sekalian," papar Ahok.Karena dengan tanah saja pengusaha akan sulit untung, menurut Ahok mereka akan diberi izin membangun properti. "Misal kita dapat 5 persen buat kita, kita hitung kamu (pengusaha) untung berapa. Bisa untung Rp 5 juta atau Rp 10 juta, 60 hektar kan kira-kira Rp 3 triliun lebih. Nah boleh dong kami bangunin (fasilitas) Rp 1 triliun, nah kira-kira begitu," papar Ahok.
60 Hektar yang dimaksud Ahok adalah luas masing-masing pulau di Teluk Jakarta. Menurut Ahok, soal konsep ini pihaknya sudah memanggil PT Brantas Adiprana, BUMN di bawah Kementerian PU. Secara teori, proyek ini bisa terwujud tahun ini.Berarti murni bisnis, DKI nggak keluar uang sama sekali? "Iya kita gak mau keluarin duit. Lebih baik untuk kepentingan lain," tegasnya.
Ucapan Jokowi tersebut buntut dari penolakan gugatan sejumlah masyarakat yang meminta masuk pantai Ancol gratis."Sudah lah nanti kita buat pantai yang lain. Kita buatin (pantai gratis), tapi lokasinya rahasia dong. Serius ini, masih disiapin," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/2).Jokowi sengaja tak ingin ribut-ribut soal proyek ini. Tujuannya, agar harga lahan yang tengah diproses tetap stabil. Yang jelas, lanjut Jokowi, anggarannya telah disiapkan. "Baru proses pembebasan kok. Enggak usah saya sebutkan. Kita sebutkan nanti nilai tanahnya melonjak. Ga jadi nanti," jelas Jokowi.Jokowi juga masih merahasiakan luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan pantai itu. Pantai gratis ini, lanjut Jokowi, sebagai realisasi atas permintaan rakyat. "Kita itu kalau keluhan masyarakat, masyarakat meminta itu kita mendengar dan pasti kita tindak lanjuti. Itu masalah pantai di Ancol kenapa sih harus sampai gugat menggugat udah lah kita buat sendiri yang lain," ujar Jokowi, memastikan pantai terbaru ini lebih menarik ketimbang Ancol. "Lebih bagus, gratis. Mau mandi silakan, berenang silakan. Serius serius. Yang ini tidak bayar," tegas Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/2).
Jokowi menambahkan, proyek ini sudah diajukan ke DPRD dan tengah dalam pembahasan. Dia ingin menjadikan pantai ini sebagai kejutan buat rakyat Jakarta sehingga tidak akan memberi tahu kapan tanah mulai digarap dan selesai. "Pokoknya tahu-tahu jadi," ucap Jokowi sembari tersenyum.
Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki impian konsep pembangunan 12 pulau di Teluk Jakarta. Menurut Ahok, sistem pembangunan pulau yang diyakini bakal mirip dengan Palm Islands di Dubai, Uni Emirat Arab adalah barter dengan pengusaha.Ahok menjelaskan, saat ini kondisi waduk di Jakarta banyak yang kritis. Sementara, untuk membangun sheet pile (dinding pembatas) dan pengerukan di setiap waduk butuh biaya besar. Satu waduk bisa butuh Rp 800 miliar. "Kita dapat duit dari mana kalau satu waduk Rp 800 miliar," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (5/2) kemarin.
Muncul ide untuk memberi tanah kerukan kepada pengusaha yang membutuhkan, asal pengusaha itu bersedia mengeruk dan membuat sheet pile di waduk. "Selama ini PU keruk waduk, keruk sungai bayar. Buang tanah bayar lagi. Makanya dua kali bayar. Harusnya kita bikin sistem dong. Kamu butuh pasir, kamu butuh buat nutup di tempat kamu ya kamu yang keruk dong, kenapa harus saya yang keruk," tegas Ahok.Nah, tanah dari waduk itu digunakan untuk reklamasi pulau. "Kalau dia bikin pulau terus dijual kan dia untung. Kalau dia untung wajar dong kita minta bagi bukan minta uang. Kamu tolong bangunin sheet pile- nya, bikin jogging track, mana pompa yang rusak kalau ada rumah yang disingkirkan, suruh mereka bikin rumah susun sekalian," papar Ahok.Karena dengan tanah saja pengusaha akan sulit untung, menurut Ahok mereka akan diberi izin membangun properti. "Misal kita dapat 5 persen buat kita, kita hitung kamu (pengusaha) untung berapa. Bisa untung Rp 5 juta atau Rp 10 juta, 60 hektar kan kira-kira Rp 3 triliun lebih. Nah boleh dong kami bangunin (fasilitas) Rp 1 triliun, nah kira-kira begitu," papar Ahok.
60 Hektar yang dimaksud Ahok adalah luas masing-masing pulau di Teluk Jakarta. Menurut Ahok, soal konsep ini pihaknya sudah memanggil PT Brantas Adiprana, BUMN di bawah Kementerian PU. Secara teori, proyek ini bisa terwujud tahun ini.Berarti murni bisnis, DKI nggak keluar uang sama sekali? "Iya kita gak mau keluarin duit. Lebih baik untuk kepentingan lain," tegasnya.